Gadis
kelahiran Jakarta, 17 September 1994 ini bernama Isna Nur Shabrina. Lulusan SMA
Negeri 6 Jakarta ini mengenyam pendidikan S1 di sebuah universitas di bawah
naungan Yayasan Bank Indonesia. Jurusan management keuangan yang diambilnya
saat ini sangat bertolak belakang dengan jurusannya semasa SMA. Jurusan IPA
yang diambilnya semasa SMA merupakan kemauan orang tua Isna yang berpersepsi
bahwa lulusan IPA dapat dengan mudah mengambil jurusan di bangku kuliah. Namun
ternyata, anggapan kedua orang tuanya tidak tepat. Pasalnya, Isna harus belajar
mata pelajaran IPS selepas ujian nasional untuk bisa mengikuti tes masuk
perguruan tinggi negeri. Langkahnya mengenyam S1 di sebuah universitas negeri
terhenti karena pengumuman yang diterimanya tidak membawa kabar baik.
Sebaliknya, ia diterima di Indonesian Banking School di bilangan Kemang,
Jakarta Selatan.
Memasuki
tahun ketiga duduk di bangku perkuliahan, tidak membuat jadwal perempuan yang
tergolong memiliki sifat yang aktif ini berkurang. Dari senin sampai kamis,
jadwal kuliah Isna tergolong penuh sampai sore kecuali pada hari selasa ia
dapat pulang siang. hari Terlebih lagi, Isna
terlibat dalam organisasi kampus yang lebih menyita waktunya. Waktu
kuliah yang tergolong padat menyebabkan ia cenderung menghabiskan waktu
luangnya saat istirahat makan siang ke kafe atau tempat makan di sekitar
Kemang. Kafe menjadi tempat yang paling sering dikunjungi oleh Isna dan
teman-temannya. Selain faktor lokasi kampus bertempat di daerah yang
menyuguhkan banyak kafe-kafe bagus, faktor tugas juga mempengaruhi pilihan Isna
untuk berkunjung ke kafe. Suasana kafe yang tenang dan nyaman sangat
memungkinkan anak kedua dari tiga besaudara ini mengerjakan tugas kampusnya
yang menumpuk.
Gadis berusia 20 tahun ini juga
memiliki kecenderungan untuk menghabiskan waktu luangnya di sela-sela jam
kuliah dengan pergi ke mall seperti
Grand Indonesia, Senayan City, atau Kemang Village jika waktu jeda yang
dimiliki tidak panjang. Surga. Itulah
satu kata yang menggambarkan mall bagi
Isna. Berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan, menyebabkan Isna sangat
sering pergi ke mall. Mall melengkapi hampir seluruh kebutuhan
Isna sehingga ia menyebutnya sebagai surga. Semua tersedia dalam satu tempat. Selama seminggu paling tidak Isna satu kali
pergi ke mall. Isna merasa pada saat
ia berada di mall dirinya menemukan
sebuah dunia yang membuatnya terlarut dalam keasikannya sendiri.
Pergi ke mall dan pulang dengan membawa sesuatu sudah menjadi rutinitas
Isna. Baju, sepatu, atau aksesoris kerap kali dibeli oleh gadis ini saat
mengunjungi sebuah mall. Pasalnya,
Isna merasa sangat senang jika ia berjalan-jalan di mall terlebih lagi pulang dengan membawa sesuatu. Hal tersebut
merupakan suatu hal yang sangat memuaskan hati Isna. Tidak terbatas budget bulanan yang diberikan orang
tuanya sebesar empat juta rupiah selama satu bulan. Jika uang bulanan yang
diberikan habis, maka Isna akan diberikan extra
oleh orang tuanya.
Pemilihan
tempat makan atau kafe yang dilakukan cenderung berdasarkan kebutuhan. Isna
akan memilih kafe yang nyaman jika ia harus berdiskusi untuk mengerjakan tugas
kuliah dengan teman-temannya. Namun, hal yang dampaknya kuat terhadap keputusan
Isna dalam memilih kafe adalah dari cerita teman. Gadis yang kerap kali merasa
ingin tahu akan tempat-tempat baru, sering datang ke kafe karena kafe tersebut
menjadi buah bibir teman-temannya. Merasa tidak mau ketinggalan, Isna pun
mencoba kafe tersebut.
Media sosial
yang akhir-akhir ini berkembang dengan pesat juga menjadi salah satu alasan
yang mempengaruhi keputusan Isna saat mengunjungi sebuah kafe. Gadis yang
sekarang ini menggunakan path dan
facebook mengakui path merupakan
media sosial yang sekarang ini aktif digunakan. Tak terhitung berapa kali Isna
membuka path dalam sehari untuk
melihat update dan posting dari teman-temannya. Ia akan
mengunjungi dan mencoba suatu tempat yang sering muncul di path. Bukan semata-mata karena mengikuti trend, namun karena perasaan penasaran karena tempat tersebut
sering dikunjungi orang.
Gadis yang
pada dasarnya tidak bisa melakukan aktifitas di dalam rumah ini lebih memilih
pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri untuk menghabiskan waktu luangnya di
kala long weekend. Beberapa destinasi
seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang sampai luar negeri seperti Singapura, Malaysia,
Thailand, dan lain sebagainya sering ia kunjungi untuk menghabiskan liburan
singkat bersama keluarga atau teman-temannya. Aktifitas seputar wisata kuliner
dan pergi ke tempat-tempat wisata menjadi jadwal Isna pada saat mengunjungi
sebuah tempat. Keputusan untuk menghabiskan long
weekend di luar kota atau di luar negeri dikarenakan rasa bosan dan penat
melihat kemacetan dan hiruk pikuk kota Jakarta. Merasa ingin mendapatkan
suasana baru yang lebih tenang sering menjadi motivasi Isna dan teman-temannya
untuk merencanakan liburan bersama di luar Jakarta.
Gadis yang
mencintai mall sejak dirinya kecil
ini ternyata memiliki kegiatan adventure yang
sangat ia sukai. Rafting. Sangat
bertolak belakang dengan kecintaannya terhadap mall, ayah Isna yang bekerja sebagai pengusaha batu bara ini
memperkenalkan Isna dengan rafting. Tidak
disangka-sangka, ternyata Isna
menyukai kegiatan alam tersebut. Beberapa tempat rafting seperti di Sukabumi atau Serayu pernah ia kunjungi.
Sekarang, rafting juga menjadi
kegiatan pilihan Isna untuk
menghabiskan liburan singkatnya.
Pengalaman
yang berkesan pun muncul pada saat Isna menghabiskan waktunya nya bersama dengan teman-teman
kampusnya. Pada saat itu secara spontan mereka memutuskan untuk pergi ke
Bandung di tengah-tengah jadwal perkuliahan. Bolos kuliah dan pergi ke tempat
yang tergolong jauh untuk hal yang tidak direncakan ternyata sangat berkesan
bagi Isna. Setiap aktifitas yang dilakukan saat di Bandung seperti pergi ke
trans studio teringat jelas karena itu merupakan pengalaman pertama Isna
mengorbankan waktu kuliahnya untuk pergi bersama dengan teman-teman kampus ke
luar kota.
Satu harapan
Isna untuk Jakarta, supaya Jakarta menyediakan tempat yang lebih terbuka tidak
hanya gedung-gedung tinggi. Tempat-tempat yang dapat menjadi pilihan orang
untuk menghilangkan penat dan suntuk selama satu minggu berkegiatan tidak hanya
memandang hutan beton yang semakin lama semakin bertambah jumlahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar