Jessica Olivia


            Sekolah merupakan sebuah rutinitas wajib yang dilakukan sejak anak berusia sekitar 6 tahun hingga 15 tahun. Rutinitas ini menjadi suatu kewajiban bagi semua anak Indonesia karena dicanangkannya sebuah kebijakan “wajib sekolah 9 tahun.” Tidak hanya karena kebijakan yang ada, namun sekolah memiliki peranan yang sangat penting bagi anak Indonesia untuk mendidik, mendisiplinkan, serta menimba ilmu.
            Sama halnya dengan Jessica yang kerap disapa Jeje, mengatakan bahwa sebagian besar aktifitas nya ia habiskan untuk sekolah. Jeje yang sekarang ini mengenyam pendidikan di bangku SMP mengaku sering merasa lelah dengan rutinitas sekolah yang ia jalani ini. Pasalnya waktu belajar dari pukul 06.45 hingga 14.30 terbilang lama bagi Jeje yang tergolong sebagai anak yang aktif. Bagi Jeje, sekolah merupakan suatu kegiatan yang monoton. Ia merasa sangat bosan karena sepanjang hari ia harus duduk dibangku dan memerhatikan pelajaran.
            Ditemui di rumahnya di daerah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Jeje yang sekarang duduk di bangku kelas 9 terlihat sedang asyik membaca buku. Tak dihiraukannya suara-suara yang memekakan telinga. Saya pun menyapa nya setelah menyapa beberapa orang yang ada di rumah tersebut. Dialihkannnya pandangan dari buku, menatap saya dan menyunggingkan senyum lucu dengan pipi chubby menampakkan wajahnya yang masih terlihat seperti anak kecil. Sapaan ramah terlontar dari mulut Jeje dan mempersilahkan saya masuk ke kamarnya. Setelah berbincang beberapa saat, saya mengatakan tujuan saja datang dan Jeje dengan segera menyanggupi permintaan saya untuk mewawancarainya.             

      Waktu menunjukan pukul 15.30, sesi tanya jawab dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan ringan seputar sekolah dan kegiatan sehari-hari. Suasana sore yang nyaman membuat pertanyaan mengalir begitu saja dan perbincangan semakin cair. Di usianya yang menginjak remaja, Jeje lebih memilih menghabiskan waktunya untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah seperti ekskul fotografi dan pramuka yang ia ikuti ketimbang ia harus pulang dan bermain di rumah bersama kedua adiknya.

Namun sayangnya, ekskul yang hanya diadakan selama satu jam dalam satu pertemuan selama seminggu tidak cukup menjadi wadah bagi Jeje. Ia merasa bahwa waktu yang tersedia tidak cukup banyak baginya sehingga Jeje seringkali pergi ke Mcd atau KFC yang letaknya tidak jauh dari sekolah untuk menunggu jika ia terlambat dijemput.

          

Selain kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan yang menjadi salah satu pilihan Jeje setelah pulang sekolah adalah membaca. Larangan dari sang mama untuk membaca komik, menyebabkan dirinya beralih membaca sebuah buku berjudul KKPK, yang memiliki kepanjangan Kecil Kecil Punya Karya. Buku ini merupakan sebuah buku yang berisi tentang cerita-cerita yang pengarangnya adalah seluruh anak Indonesia dari berbagai daerah dan menjadi buku favorit Jeje yang sudah gemar membaca sejak ia duduk di bangku SD tepatnya saat ia menginjak kelas 6.  Kegemarannya membaca, menyebabkan Jeje menghabiskan waktu akhir pekannya dengan datang ke toko buku gramedia. Sangat berbeda dengan teman-teman seusia nya yang sekarang ini lebih memilih mall untuk pergi di akhir pekan. Ia merasa waktunya akan terbuang sia-sia ika harus pergi ke mall untuk sekedar jalan-jalan. Kecintaannya membaca ini juga terbawa tidak hanya di akhir pekan. Di hari-hari biasapun, kerap kali Jeje pergi ke seven eleven untuk membaca di waktu senggangnya. Kegiatan membacanya ini lengkap ditemani dengan makanan ringan dan minuman yang ia beli di sevel. Suasana berbeda juga sangat mempengaruhi mood  Jeje dalam membaca. Suasana yang berisik sering kali menjadi alasan utama nya untuk mencari suasana baru untuk membaca.

            Penggunaan sosial media seperti twitter yang Jeje gunakan diakui membuat ia semakin tertarik untuk datang ke gramedia. Pasalnya, Jeje mendapatkan informasi promosi-promosi gramedia melalui twitter. Tidak hanya promosi gramedia, namun sebagian besar teman-temannya menggunakan twitter dibandingkan dengan media sosial yang sekarang ini mulai berkembang pesat seperti instagram dan path. Hal ini dikarenakan sebagian besar teman-temannya masih menggunakan blackberry yang tidak memungkinkan mereka untuk menggunakan social media seperti instagram atau path. Selain itu, informasi-informasi lain seperti daily activities dan konser girlband kesayangannya juga ia ketahui lewat twitter.
            Sangat disayangkan, gramedia yang menjadi tempat favorit dan pilihan utama berakhir pekan Jeje yang menginjak usia 15 tahun ini harus mengukir kenangan buruk. Di suatu akhir pekan di mana Jeje memutuskan untuk menghabiskan waktu luangnya untuk pergi dan membaca di gramedia, ia hampir kecopetan. Kejadian berawal saat jeje sedang fokus membaca sebuah buku sehingga ia tidak terlalu memperhatikan tas yang dibawanya. Imajinasinya dalam membaca buku seketika terpotong karena ia merasakan sesuatu yang janggal terhadap tas yang ia bawa. Sontak ia menoleh dan mendapati tasnya sudah terbuka. Tidak ada barang yang hilang dari peristiwa tersebut namun rasa aman yang tidak lagi ia dapatkan. Hal ini didukung dengan petugas keamanan yang tampak tidak peduli akan kejadian yang Jeje alami. Sejak kejadian itu, selama satu bulan lamanya, Jeje terpaksa absen mengunjungi gramedia karena perasaan takut yang melanda dirinya.
     Membaca memang sudah mendarah daging bagi penggemar cherrybelle ini. Namun sebuah tempat yang juga menjadi favorit Jeje adalah kidzania. Tempat yang merupakan sebuah negara anak kecil di mana setiap anak bisa memainkan peran orang dewasa seperti pilot, pemadam kebakaran, detektif dan lain sebagainya menjadi salah satu tempat yang sangat berkesan bagi Jeje. Jeje yang selalu pergi ke kidzania bersama dua orang adik perempuannya merasa bahwa cita-cita yang selama ini ada di benaknya dapat ia rasakan secara nyata. Rasa penasaran yang akan berbagai macam profesi dapat tersalurkan saat bermain di Kidzania. Tak pernah muncul di benak Jeje keinginan pergi ke tempat lain saat sang mama mengajaknya untuk bermain. Alasan lokasi yang jauh, adik yang masih kecil dan waktu yang tidak pernah match melunturkan permintaan Jeje untuk pergi ke tempat bermain yang lain seperti dufan atau taman safari.
            Pengalaman berkesan yang Jeje alami di kidzania memunculkan sebuah harapan yang tidak muluk. Tercetus sebuah angan agar kidzania bisa didirikan di tempat lain. Angan tersebut merupakan hasil dari pemikiran simple anak seusia Jeje.. Harapannya terhadap kidzania didorong oleh keinginannya agar anak-anak dapat merasakan cita-cita yang menjadi nyata. Ia pun memiliki ide untuk menggabungkan dufan dengan kidzania agar tempat itu semakin lengkap. Memiliki permainan yang menyenangkan dan permainan yang mendidik.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar